Kisah Merpati dan Mawar Putih
Pagi itu, seekor merpati putih tengah bertengger di atas pohon. Sesekali ia menganggukan kepalanya seolah-olah memberi ucapan selamat pagi pada mentari yang muncul dari ufuk timur. Merpati itu terlihat sangat gagah. Bulunya putih dan bersih tak heran jika banyak merpati betina yang ingin menjadi pasangan hidupnya. Namun, merpati itu tak bisa membagi cintanya pada siapapun karena hatinya telah tertambat pada mawar putih yang ia jumpai beberapa hari yang lalu.
Seperti biasanya, merpati putih itu terbang meninggalkan sarangnya untuk menemui mawar putih cantik di sebuah taman. Merpati itu terbang mengepakkan sayapnya dengan gagah dan bersahaja sambil menyanyikan lagu cinta untuk mawar putih. Dari atas langit, ia menujukan pandangannya pada mawar putih itu. Tak lama kemudian, ia pun tiba menemui mawar putih tersebut.
“Selamat pagi Kekasihku!” sapa Merpati itu lembut pada kekasihnya.
Mawar putih menjawab lemah, ”Selamat pagi, Sayang!”
“Kasih, kenapa pagi ini kamu terlihat murung? Mengapa kamu gak terlihat segar seperti biasanya sih?” tanya Merpati putih heran.
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,”
“Katakan sayang!” pinta merpati penasaran.
”Sebenarnya aku berat untuk mengatakan hal ini, tapi aku harap sudah semestinya kamu tahu. Aku ingin kamu gak usah menemui aku lagi.” pinta mawar putih.
“Apa yang kamu katakan? Kenapa kamu berkata seperti itu? Apa aku menyakitimu?” tanya merpati ingin tahu.
“Karena aku ingin melupakanmu, sayang.” Ucap Mawar putih yang pagi itu benar-benar terlihat layu.
“Ada apa denganmu? Mengapa kamu katakan itu? Kamu ragu dengan cintaku ini?
“Aku tahu akan hal itu, tapi aku tidak akan bisa menerimamu, aku benar-benar tidak bisa.”
”Mengapa? Apa karena kamu malu dengan mawar yang lainnya karena engkau tidak memiliki warna merah yang cantik seperti mereka? Atau ada alasan lain yang membuatmu seperti ini? Sayang dengar, meski kamu memiliki kulit yang jauh berbeda dengan mawar yang lainnya, aku akan tetap mencintaimu. Aku menerimamu apa adanya.”
”Bukan karen hal itu, sayang. Jujur, awalnya aku memang malu karena ditempat ini hanya aku yang mimiliki warna putih tapi, bukan itu alasannya. Sejak kamu ada di sini, aku merasa memiliki teman, aku juga tidak bisa memungkiri bahwa aku juga cinta padamu.”
“Lalu?”
“Apa kamu tidak menyadarinya? Kita berbeda. Kita todak mungkin bisa meneruskan hubungan ini. Aku dan kamu tidak akan bisa menjalin hubungan ini lebih jauh.”
“Sayang, aku tidak peduli akan hal itu. Aku akui kita memang berbeda, tapi aku juga akui bahwa aku tidak bisa mendapatkan cinta selain cinta darimu.”
“Maaf, aku tidak bisa meneruskan hubungan ini. Karena kita ditakdirkan tidak untuk bersama, aku takut aku tidak bisa membahagiakanmu, aku tidak bisa memberimu anak, karena kita memang sangat berbeda, aku harap kamu mau mengerti dan mau menerima keputusanku ini,” kata Mawar putih menjelaskan.
Merpati tertunduk kecewa, ”Oke, kalau itu mau kamu aku terima. Tapi, ijinkanlah aku membahagiakanmu untuk yang terakhir kalinya. Aku memiliki permintaan untukmu.”
“Apa?”
“Aku mau, aku menghabiskan akhir hidupku di sampingmu dan aku juga ingin membuatmu bahagia karena memiliki mahkota merah seperti yang kau inginkan.” ucap merpati.
”Apa yang kamu lakukan?” tanya mawar putih heran.
Merpati menarik salah satu ranting pohon kecil di sekitar tempat mwar putih. Ditajamkannya ujung ranting tersebut menggunakan paruhnya. Lalu, merpati tersebut melukai dadanya menggunakan ranting tajam tersebut. Kemudian ia terbang di atas mawar putih sehingga perlahan darah itu menetes di atas kulit mawar putih. Merpati terus terbang menghabiskan darahnya untuk mawar putih. Beberapa saat kemudian kulit mawar putih berubah menjadi merah. Mawar putih menangis melihat kesetiaan cinta merpati putih padanya. Ia benar-benar tak sanggup melihat kesetiaan mawar putih memberikan darah untuknya. Ia tidak bisa menghentikan apa yang dilakukan oleh merpati putih. Hingga tak lama kemudian, merpati putih jatuh, dadanya berlumuran darah, ia terkapar di tanah. Di akahir-akhir hidupnya, ia menatap lekat mawar putih, terlihat setitik air bening di sudut matanya. Ia memberikan senyuman indah pada mawar putih sebelum akhirnya ia tak bergerak dan menghembuskan nafas terakhirnya di samping mawar putih.
Bertahun-tahun setelah itu mawar putih kini telah berubah menjadi mawar merah yang begitu cantik. Sejak saat itu pula, mawar merah memiliki duri-duri yang begitu tajam. Ia ingin duri itu menjaga kecantikan yang diberikan oleh merpati putih untuknya karena dengan duri itu juga ia ingin menjaga apa yang telah diberikan oleh kekasih yang sangat mencintainya. Merpati putih telah mengajarkan padanya tentang arti kesetiaan dan keabadian.
Merpati putih telah menunjukkan satu kisah yang teramat indah. Merpati juga juga telah membuktikan bahwa untuk memiliki apa ia ingini tidak harus selalu bersama. Dan, merpati putih memberikan pelajaran bahwa membahagiakan siapa saja yang kita cintai adalah cara terindah agar cinta kita tak lekang oleh waktu.
Maka hargailah siapapun yang mencintai kamu sebelum mereka pergi jauh darimu….
Terkadang kita sering mati rasa saat seseorang mencintai kita….
Bahkan kita menyia-nyiakan mereka….
Sumber: http://nuelsembiring.blogspot.com/